Thursday, February 28, 2013

Lomba Menulis Cerpen Remaja 2013


Salah satu Antologi dari event LMCR
Kemampuan menulis harus terus di asah agar lebih tajam layaknya pisau. Banyak cara untuk mengasah kemampuan menulis kita, salah satunya dengan mengirimkan karya pada event-event menulis.

Ini dia kesempatan bagi tetamu khususnya yang suka banget menulis cerpen dan ingin mengasah kemampuan menulisnya. Coba saja kirim karya tetamu pada Lomba Menulis Cerpen Remaja 2013 (LMCR 2013). Lomba ini diselenggarakan oleh Sekolah Menulis Cerpen Online Writing Revolution dan diadakan secara rutin tiap tahunnya. Hadiah yang disediakan penyelenggara sangat menarik loh!

Disamping hadiah uang tunai, pemenang juga akan mendapatkan e-sertifikat dan karyanya di terbitkan dalam sebuah antologi.
Untuk info lengkapnya silakan klik: www.writing-revolution.blogspot.com

Baca syarat-syaratnya dengan teliti dan patuhi semunya syarat tersebut agar bisa lolos seleksi administrasi yang artinya tetamu bisa selangkah lagi menuju kemenangan.

Selamat menulis dan berkompetisi!
    

Monday, February 25, 2013

Menjemput Kesuksesan


Judul buku: Berinfaq Subuhlah!
Penulis: Muhammad Azhar
Penerbit: Taqwa Media
Cetakan Pertama: Januari 2010
Tebal Buku: 196 halaman







“Tidaklah seorang hamba berada di waktu pagi (subuh) melainkan ada dua rombongan malaikat, rombongan pertama berdoa, “Ya Allah, berilah orang yang berinfaq gantinya”, sedang rombongan kedua mendoakan, “Ya Allah berilah orang yang menahan hartanya keludesan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Begitulah kutipan awal yang ada pada cover buku berjudul “Berinfaq Subuhlah” ini. Memang bisa dikatakan sholat subuh adalah salah satu sholat yang sulit dikerjakan apalagi kalau belum dibiasakan. Pada saat nyaman tidur kita harus bergegas bangun. Tapi jika kita tahu manfaat bangun di waktu subuh atau bahkan beberapa jam sebelum subuh maka ucapan di atas bisa jadi akan sangat kita (saya) sesali. 


Ada dua hal yang dibahas dalam buku ini yaitu tentang keutamaan sholat subuh dan keutamaan berinfaq khususnya setelah subuh. Di bagian awal, kita akan mengetahui beberapa manfaat bangun pagi yang sudah diteliti secara ilmiah oleh beberapa ahli.  Secara garis besar, ternyata faedah bangun pagi khususnya bangun dan berjamaah sholat subuh di masjid sangatlah besar. Setelah diteliti ternyata bangun pagi itu membuat kita sehat, kaya, dan cerdas. Buku ini juga dilengkapi dengan dalil-dalil mengenai faedah sholat subuh serta berinfaq dari Al-Quran dan Hadist. Untuk melengkapinya, terdapat pula bukti-bukti nyata yang sudah dirasakan oleh mereka yang merutinkan sholat subuh dan berinfaq.


Yang kami tahu, ada perdebatan mengenai bolehkah kita berinfaq dengan niatan-niatan tertentu. Ternyata, di beberapa kisah-kisah tersebut mereka meniatkan infaq mereka untuk hajat mereka seperti menyembuhkan sakit, melunasi hutang, atau hal lainnya. Mungkin sebagian dari kita boleh tidak sepakat dan mencela mereka tidak ikhlas. Tapi yang membedakan adalah dalam kisah tersebut mereka tidak ada yang menghentikan infaq dan sholat subuh berjamaah walaupun hajat mereka sudah terkabul justru mereka semakin dekat dengan Allah bahkan infaqnya jauh lebih besar setelah itu. Bahkan ada juga yang tidak berubah walaupun beliau sholat subuh berjamaah dan bersedekah di pagi hari (tentunya inilah yang terbaik bagi beliau menurut Allah) tapi beliau tidak berhenti melakukannya. Inilah sebenarnya yang harus kita teladani.


Selain itu, ada beberapa tips menarik yang disajikan dalam buku ini seperti tips agar bisa bangun pagi untuk sholat subuh, tips agar sukses, dan tips untuk membuang old mindset menjadi new mindset yang menjadikan kita bergairah dan bersemangat setiap harinya. Penjelasan yang disertai dengan rumus unik menjadikan pembaca paham apa yang harus dilakukan setelah mereka selesai membaca buku ini.
Contohnya:

Rumus Sukses:  sholat + ikhitiar + infaq = sukses yang terbimbing.


Rumus Belajar Efektif: berburu ilmu baru + melakukan tindakan baru = memperoleh hasil baru.


“Para pemenang bukanlah mereka yang terbuai dengan keindahan mimpi dan niatnya, namun mereka yang mempunyai impian dan niat yang indah, lantas menindaklanjuti dengan TINDAKAN NYATA.”
(Berinfaq Subuhlah)

Thursday, February 21, 2013

Menerbitkan Buku Secara Instant


Sebagian dari penulis muda sering bingung bagaimana cara menerbitkan buku hingga akhirnya bisa sampai terpajang di toko buku dan dibaca banyak orang bahkan sampai best seller. Kalau kita peka dan suka membaca pasti kita akan tergiring untuk mendapatkan informasi mengenai penerbitan baik secara cepat atau lambat. Sebenarnya soal cepat atau lambatnya tulisan kita diterbitkan sangatlah relatif. Nah, kali ini TamuBukuku ingin mengulas sedikit mengenai salah satu cara menerbitkan tulisan kita.

Salah satu cara menerbitkan tulisan kita adalah dengan menggunakan penerbitan yang bersifat indie. Seperti apa sih penerbitan indie itu? Menurut beberapa orang, menerbitkan buku dengan cara ini adalah cara cepat untuk menerbitkan tulisan mereka. Sebenarnya tidak terlalu cepat juga, semua butuh proses hehe. Kita harus setor tulisan kita dulu ke pihak penerbit lalu pihak penerbit akan menindaklanjuti seperti membuat cover, editing, ISBN, dan lain-lain. Biasanya, buku-buku terbitan penerbit yang sifatnya indie ini akan dijual secara online. Namun, seiring dengan perkembangan ada pula penerbit yang sudah memiliki akses ke toko-toko buku sehingga tulisan kita bisa masuk ke toko-toko tersebut.

Di sisi lain, penerbitan ini juga ada pro dan kontranya. Sepengetahuan TamuBukuku, penerbitan semacam ini membutuhkan biaya yang lebih besar. Ya iyalah, namanya juga indie atau independent artinya semua proses penulis yang melakukan hanya saja melalui tangan-tangan yang ahli (pihak penerbit) dan semuanya butuh biaya. Lalu, pembaca juga masih ragu dan bahkan ada yang mencibir saat tulisan kita diterbitkan pada penerbit indie khususnya soal kualitas. Kembali lagi, sebagai calon penulis yang ingin menerbitkan tulisan hendaknya memilih dan memilah penerbit-penerbit tersebut. Saat ini, ada juga penerbit yang sudah melengkapi layanan mereka dengan layanan editing dan bedah naskah sehingga kualitas tulisan kita nantinya setara dengan kualitas buku-buku yang dijual di toko buku besar. Penulis juga harus aktif mempromosikan buku mereka karena biasanya promosi tidak besar-besaran seperti penerbit mayor.

Bagi mereka yang ingin menerbitkan tulisan dengan cepat memang penerbitan semacam ini bisa menjadi solusi. Penulis yang sudah merasa ditolak penerbit mayor terus menerus juga sudah mulai melirik penerbitan semacam ini. Pada akhirnya, pilihan ada ditangan kita sendiri sebagai penulis. Sah-sah saja memilih penerbit indie dan akan lebih baik jika diikuti dengan kualitas tulisan yang baik pula. Kita harus ingat bahwa salah satu tujuan diterbitkannya tulisan adalah untuk dibaca. Lalu, jika tidak laku dipasaran atau dibaca orang maka efeknya tidak akan besar apalagi jika tulisan tersebut sebenarnya besar manfaatnya.

Tuesday, February 19, 2013

Kita adalah Ide

“Tidak ada ide bisa menjadi ide itu sendiri” -Tamu Bukuku-

Salah satu kendala seorang penulis khususnya penulis muda adalah soal ide. Seringkali kita dilanda kegalauan karena tidak ada ide untuk ditulis. Hal ini sangatlah wajar bahkan terkadang penulis yang sudah banyak buku juga perlu merenung dan menemukan ide. Bedanya, mungkin mereka lebih cepat dibandingkan kita yang masih dikategorikan penulis muda ini. 

Bicara soal ide, Tamu Bukuku jadi ingat cerita di masa kuliah dulu. Saat itu kami semua diberi tugas untuk membuat puisi dan dibacakan di depan kelas. Kemudian salah satu teman mengeluh bahwa dia tidak memiliki ide untuk ditulis. Ia semakin gelisah karena waktu yang diberikan untuk membuat puisi itu sangat pendek. 

Menariknya, justru karena kepepet waktu dan tugas ia akhirnya bisa juga menulis sebuah puisi.
Seperti tagline di atas dia menuliskan ketiadaan ide itu sebagai puisi. Bahkan, salah satu teman yang lain membuat puisi yang terinspirasi dari sakit flu-nya, keren kan? Intinya, mereka mendapat ide dengan cara yang sangat sederhana yaitu melihat diri mereka sendiri. Bayangkan kalau kita lebih peka terhadap alam yang indah ini pasti muncul banyak ide :) 

Semoga #tetamu bisa mengambil manfaat dari cerita kenangan masa lalu ini dan akhirnya bisa menulis secara konsisten.

Mau ikutan membaca dan menulis apa saja yang bermanfaat bagi sesama?
silakan follow @TamuBuku, kalian akan menjadi #tetamu kami.

Silakan singgah di Kebun Kata sederhana kami :)

Publikasi Karya Yuk

“Publikasi karya adalah salah satu tes mental seorang penulis” -Tamu Bukuku-

Setelah menulis diary dan sudah banyak, biasanya akan timbul kegelisahan lain. Contohnya, “wah, sekali-kali pingin nih karya ku dibaca atau dikomentari.” Kendala terbesar untuk publikasi karya biasanya adalah takut apalagi kalau akhirnya mendapat komentar yang kurang enak. Tapi tidak ada salahnya juga sekali-kali mencoba publikasi karya, siapa tahu komentarnya justru lebih baik dibandingkan pikiran negatif kita, just be positive :) 

Sebenarnya, saat ini sangat mudah untuk publikasi karya apalagi dengan adanya internet hal ini bisa dilakukan dengan gampang. Kali ini #tetamu bisa menyimak beberapa cara untuk publikasi karya.

1. Untuk tahap awal-awal kita bisa mencari komentar dari orang-orang terdekat, biasanya teman atau sahabat kita. Mungkin komentarnya masih standar seperti “Bagus kok.” kemudian senyum. Biasanya teman atau sahabat masih sungkan untuk berkomentar yang macam-macam :)

2. Jika sudah mulai berani silakan mencoba publikasi karya melalui jejaring sosial seperti Facebook. Membuat note kemudian tags ke beberapa teman di list. Biasanya setelah memberikan tags maka akan bermunculan jempolers. Mulai ada komentar walaupun terkadang agak pedas (be ready :D )

3. Lebih jauh lagi silakan menulis melalui blog. menulis di blog itu asyik seperti punya diary virtual. Kalau menulis di media yang satu ini memang enak, hanya saja terkadang sepi komentar walaupun mungkin banyak yang baca (silent readers) kecuali kalau blognya sudah populer.

4. Gunakan juga fasilitas yang ada di sekolah atau kampus seperti mading untuk publikasi karya kita. Kalau yang ini bisa digunakan kalau kita mau sekalian narsis dan eksis :) . Kalau karya tulisan kita dipajang dan konsisten kita bisa populer. Sering juga ada yang memberi kabar soal dimuatnya karya kita itu.

5. Jika gairah menulis sudah mulai menggebu, cobalah untuk bergabung dengan komunitas menulis biar lebih keren. Ini adalah cara yang bagus kalau kita ingin mengembangkan tulisan. Tidak harus komunitas offline kok, sekarang sudah banyak komunitas menulis online yang pada akhirnya mengadakan kopdar juga. Biasanya kita akan banyak dapat masukan. Layaknya jamu, pahit tapi menyehatkan :)

6. Ikutilah lomba atau event menulis. Cara ini memang patut dicoba hanya saja seringkali kita tidak tahu letak kurang dan lebihnya karya kita. Kita hanya bisa memantau melalui pengumuman, kalau lolos berarti masih memenuhi syarat tapi kalau tidak lolos berarti masih ada yang harus di perbaiki.

Nah, itu tadi beberapa cara publikasi karya. Usahakan jangan berpikir apapun tentang karya kita sendiri karena seringkali kita memikirkan hal-hal yang negatif. Biarkan orang lain yang menilai kemudian pilih dan pilah untuk perkembangan skill menulis kita sendiri.

Semoga sedikit sharing ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.


Mau ikutan membaca dan menulis apa saja yang bermanfaat bagi sesama?
silakan follow @TamuBuku, kalian akan menjadi #tetamu kami.

Silakan singgah di Kebun Kata sederhana kami :)

Fun Diary

“Diary adalah sahabat sejati” -Abyz Wigati-

Banyak penulis muda yang bingung memulai tulisan mereka. Mereka menjadi sedikit galau saat melihat jajaran buku di toko kemudian berandai-andai “kapan ya bisa majang buku di sini?” Seperti kata motivator-motivator silakan bermimpi tapi juga harus dibarengi dengan tindakan untuk mewujudkan.

Perlu diketahui, bahwa mereka yang sudah memajang buku di toko buku mengawali tulisan mereka satu kalimat demi satu kalimat. Salah satu caranya adalah dengan menulis diary secara terus menerus. Jangan bilang bahwa menulis diary itu hanya untuk anak kecil, orang dewasa juga masih ada kok yang suka nulis diary

Ini ada sedikit tips menulis Fun Diary buat kita yang masih akan memulai aktivitas menulis dan bercita-cita ingin menerbitkan buku.
1. Layaknya ciri khas diary, jangan lupa mencantumkan informasi tempat dan waktu kejadian.
2. Fokuskan saja diary pada kisah-kisah tertentu.
3. Misalkan kita hobi travelling, buat satu diary tentang aktivitas travelling kita itu.
4. Jangan lupa sertakan sesuatu yang menarik seperti hasil jepretan saat travelling.
5. Beri judul di depan buku dan buat semenarik mungkin.
6. Tulis terus sampai banyak.
7. Sadar atau tidak kita sudah punya buku travelling ala kita sendiri.
8. yang jelas menulis diary menjadi lebih fun.

Mau ikutan membaca dan menulis apa saja yang bermanfaat bagi sesama?
silakan follow @TamuBuku, kalian akan menjadi #tetamu kami.

Silakan singgah di Kebun Kata sederhana kami :)

About Tamubukuku

“Menulis dan membaca apa saja yang bermanfaat bagi sesama” -TamuBukuku-

TamuBukuku adalah blog dari @TamuBuku yang dibuat untuk sharing menulis dan membaca apa saja yang bermanfaat bagi sesama. Semoga dengan blog yang sederhana ini baik TamuBukuku dan mereka yang membaca blog ini bisa mengambil manfaatnya. Untuk lebih akrab, mereka yang sudah follow akun tersebut akan disebut sebagai #tetamu.
Layaknya seorang tamu maka kami sebagai tuan rumah harus menghormati dan menjamu tamu sebaik mungkin di Kebun Kata sederhana kami.

Follow @TamuBuku dan jadilah #tetamu di Kebun Kata sederhana kami :)